Oleh Zulkipli, SE, MM

Seminggu yang lalu, secara sengaja kami mengunjungi lokasi yang akan dipakai untuk event tersebut, Pantai Seger, pantai dengan pasir merica yang pasirnya terus berkurang setiap hari karena dibawa pulang oleh pengunjung dengan mayoritas menggunakan botol air mineral yang besar, bahkan ada yang memakai karung untuk memasukkannya ke dalam mobil mereka.
Melihat pantai seger membayangkan anak muda mudi menghabiskan malam tanpa sekat, tanpa kontrol, bahkan mungkin tanpa sholat shubuh, sebuah kewajiban yang tidak dapat tergantikan oleh apapun karena katanya Nyale itu akan keluar di dini hari.
Tulisan ini bisa jadi hanya luapan sebagian kecil dari rakyat Lombok Tengah yang mengharapkan setiap potensi kemudharatan itu menjadi salah satu acuan bagi pelaksanaan program pemerintah yang dengan atas nama apapun.
Seumur hidup saya memang belum pernah mengikuti proses bau nyale, saya khawatir apa yang saya tulis salah, saya hanya pernah ke lokasi di pagi hari meliat tumpukan sampah bekas para pengujung di malam harinya.